UTS PENGEMBANGAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI

 TUGAS INI DIUPLOAD SETELAH DIKUMPULKAN KEPADA DOSEN PEMBIMBING MATA KULIAH TERKAIT

Dikerjakan oleh Fiana Shohibatussholihah (210101210015)

1.      Jelaskanlah urgensi pengembangan metodologi pembelajaran PAI berikut landasaran pemikiran atau teori-teori yang mendasarinya!

Teori:

Urgensi pengembangan metodologi pembelajaran PAI ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Abu Muhammad Iqbal bahwasanya PAI dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang dapat menghantarkan pendidikan pada tujuan yang telah dirancang. Disambung dengan teori yang dikemukakan oleh Abd Rahman Shaleh dan Mudzakkir bahwa seorang pendidik PAI harus mengetahui hakikat dan relevansi pembelajaran PAI yaitu untuk membentuk pribadi yang beriman danbertaqwa dengan menjadikan al Quran dan al Hadits sebagai pondasi. Dalam singkat kata, urgensi pengembangan metodologi pembelajaran PAI ini harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan tujuan tetap untuk menjadi insan yang lebih baik dan bertaqwa kepada Allah.

Landasan:

Untuk menerapkan pengembangan ini maka tidak dapat terpisah dari landasan filosofis yang bersumber dari pandangan hidup paling mendasar yakni seorang guru tidak hanya berorientasi mengajar pada kesempurnaan hidup di dunia namun juga kesempurnaan hidup di akhirat. Untuk mencapai kedua kesempurnaan ini dapat dilakukan dengan mempelajari kisah-kisah terdahulu agar dapat memetik ibrah yang terkandung pada kejadian di masa lampau dalam al Quran maupun al Hadits sehingga kita dapat menghindarkan diri jatuh ke kesalahan yang sama seperti umat terdahulu, maupun dapat meneladani kehidupan yang lebih baik lagi.

2.      Beberapa tokoh pemikir pendidikan telah mengembangkan model pendidikan yang mendukung bagi pengembangan potensi peserta didik. Jelaskanlah 3 pemikiran tokoh dari dunia barat dan 3 pemikiran tokoh pendidikan Islam berikut kelemahan dan kekuatan masing-masing pemikiran tersebut!

Tokoh Pemikiran Barat:

*      Richard Suchman, pengembang pertama model belajar inquiry learning bahwa ia menginginkan siswa bertanya mengenai alasan mengapa sesuatu dapat terjadi sehingga guru dapat mengajarkan prosedur, pengorganisasian pengetahuan dan prinsip-prinsip umum kepada siswanya.

Kelemahan: (1) Siswa harus siap dan beranui untuk mengetahui segala hal yang berada di sekitarnya.

(2) Hanya dapat diaplikasikan maksimal dalam lingkup kecil.

(3) Model ini kurang memperhatikan perkembangan keterampilan dan sikap siswa.

Kelebihan: (1) Membantu siswa mandiri untuk mengembangkan kesiapan kognitifnya.

(2) Dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar lagi  karena tidak mau kalah dengan teman-temannya yang lain.

(3) Menambah kepercayaan diri siswa untuk menyampaikan gagasannya karena berbasis ilmiah pembelajaran yang dilakukannya.

*      John Dewey, pencetus model belajar learning by doing merupakan model pembelajaran yang meminta siswa untuk melakukan sesuatu, bukan untuk mencari sesuatu untuk difikirkan dan implikasinya adalah hal-hal alami yang berasal dari pemikiran dan pembelajaran.

Kelemahan: (1) proses belajar menggunakan model ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

(2) memungkinkan siswa salah dalam menafsirkan konsep yang dijelaskan oleh guru

Kelebihan: (1) Siswa belajar secara langsung dan bergerak secara aktif

(2) Melatih siswa untuk kerjasama dengan siswa lainnya untuk mendapatkan kesatuan pengetahuan.

(3) Model ini berpusat pada siswa sehingga siswa berleluasa untuk mengasah keterampilan pribadinya.

*      Jerome S. Bruner, pencetus discovery learning merupakan pembelajaran yang berbasis inkuiri dan konstruktivis. Pembelajaran ini bermula dari siswa yang bertanya kemudian guru meminta siswa untuk mencarinya sendiri sehingga membutuhkan sumbangsih pengalaman dan wawasan umumnya.

Kelemahan: (1) memungkinkan adanya kesalahfahaman konsep yang dijelaskan oleh guru

(2) memunculkan kebingungan bagi siswa apabila tidak disediakan kerangka kerja

(3) kurangnya kesadaran untuk belajar diatas standart yang diinginkan

Kelebihan: (1) menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran

(2) pengalaman belajar bersifat personal

(3) membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

Tokoh Pemikiran Islam:

ü  Imam al Ghazali, dengan model pembelajaran yang condong kepada model pendidikan akhlaq dengan cara menanamkan nilai kebajikan, agama dan karakter kepada siswa agar siswa dapat berbuat baik kepada Allah SWT, orang lain, lingkungan, maupun diri sendiri.

Kelemahan: (1) Lebih condong kepada urusan ukhrawi daripada duniawi

(2) tidak dijelaskan bagaimana cara berbakti kepada orangtua setelah orangtua wafat

(3) Akan sulit dilakukan oleh anak-anak diluar sana apabila anak-anak tersebut tidak memiliki kesadaran untuk menghormati kedua orangtua.

Kelebihan: (1) mendukung konsep belajar pembentukan akhlaq dan karakter

(2) Memuat ajaran komprehensif untuk menjaga jiwa dan anggota badan.

(3) Menekankan kepada ridha orangtua dan menghindari untuk menyakiti orangtua.

ü  Az Zarnuji, pencetus pendidikan moralitas dengan menggunakan metode menghafal, mencatat yang dihafal, dan berdiskusi. Moralitas yang ditekankan Az Zarnuji yaitu tekun dan santun, menghormati guru dan teman, menerapkan tawakkal dam wara.

Kelemahan: (1) terlihat tidak rasional untuk diterapkan pada zaman sekarang karena az Zarnuji mengutip mitos-mitos pada zaman dahulu

(2) hanya bisa dipelajari oleh santri atau orang yang memahami bahasa Arab, kecuali ada kitab terjemahannya

Kelebihan: (1) dapat menjadi pandangan hidup yang baik karena berakar dari pelajaran sufistik

(2) menjaga hubungan baik dan santun murid kepada guru

ü  KH. Imam Az Zarkasyi, pendidikan integral. Beliau merumuskan tujuan pendidikan yang ingin menjadikan anak didik bukan hanya memahami pelajaran tetapi dapat mengamalkan dan mendakwahkannya sehingga dibuatlah pendidikan integral antara pelajaran umum dan pelajaran agama.

Kelemahan: (1) siswa tidak dapat maksimal untuk menunjukkan prestasi pada pelajaran umum dan pelajaran agama.

(2) Tidak dapat diadopsi dengan bebas oleh lembaga pendidikan lain karena model pendidikan ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan yang dimiliki oleh KH Imam Zarkasyi.

Kelebihan: (1) siswa akan dikenali kemampuannya dengan baik oleh gurunya sehingga guru dapat mengajarkan pengetahuan yang benar-benar dibutuhkan oleh siswanya

(2) Akan menjadikan siswa kelak menjadi orang yang berguna karena mendakwahkan ilmu yang telah diperolehnya

3.      Jelaskan konsep teori belajar konstruktivisme dan teori belajar multiple intelligence beserta implementasinya dalam kegiatan pembelajaran!

Ø  Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang mengutamakan kegiatan mencipta dan membangun dari materi pembelajaran yang telah dipelajari. Teori ini dapat mendorong siswa untuk selalu aktif, kreatif dan inovatif serta belajar mandiri untuk mempelajari segala hal dari dalam dan luar diri siswa. Dengan menerapkan teori ini maka siswa akan terlatih untuk merancang konsep dan ide baru atau solusi ketika dihadapkan suatu permasalahan. Disamping itu, pembelajaran berdasarkan teori ini akan memudahkan guru untuk menilai kognitif KI 4 yang berupa perwujudan dari materi pembelajaran.

Ø  Teori belajar multiple intelligence merupakan teori yang melihat bahwa setiap diri manusia tidak ada yang tidak cerdas karena setiap manusia diberkahi sembilan kecerdasan dengan kapasitas yang sangat berkembang, cukup berkembang dan kurang berkembang. Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang guru tidak dapat menilai siswa yang lemah dalam bidang kognitif termasuk siswa yang bodoh, dan lebih menekankan peran guru untuk membantu mengembangkan sembilan kecerdasan siswa itu. Pun seorang guru harus menyesuikan penilaian di dalam kelas sesuai dengan kecerdasan yang dibidangi oleh siswa. Guru harus sering memotivasi siswa agar semangat belajar dengan mengatakan setiap manusia itu cerdas dalam bidangnya masing-masing. Sehingga siswa akan termotivasi untuk menggali kecerdasannya dari teori ini.

4.      Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pengembangan metodologi pembelajaran berbasis pembentukan karakter dan pendekatan saintifik! Berikan alasan saudara dengan mengambil contoh salah satu KI atau KD dalam pembelajaran!

v  Metodologi pengembangan pembelajaran berbasis pembentukan karakter merupakan suatu cara sistematis yang digunakan guru untuk menciptakan kualitas nilaikarakter yang baik dalam diri siswa melalui pembelajaran PAI. Penerapannya dapat menggunakan metode pengajaran, keteladanan, diskusi, bercerita, pembelajaran kooperatif dan simulasi.

v  Metodologi pembengembangan pembelajaran  berbasis pendekatan saintifik merupakan cara pengajaran yang lebih menekankan pada berfikir secara ilmiah dengan cara mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Dalam kurikulum 13, pendekatan ini diyakini dapat menjadi jalan utama untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa. Dari tujuan ini, siswa akan terlatih berfikir ilmiah secara tidak langsung yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan dan terlatih untuk mempertanggungjawabkan segala pengetahuan yang disampaikan atau didapatkannya.

Dengan menerapkan dua pengembangan metodologi pembelajaran ini, seorang guru dapat dengan sukses menerapkan pembelajaran PAI secara pengetahuan dan keterampilan pada diri siswa. Siswa tidak hanya mahir dalam teori saja namun siswa juga mampu untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan dari materi yang telah dipelajari di sekolah dalam kehidupan bermasyarakat, seperti contoh dari KD 4.6 berikut ini.

KD. 4.6 Menunjukkan sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai wujud dari pemahaman QS al Kafirun.[1]

Siswa akan diajak guru untuk mengamati surah al Kafirun dari segi tulisan mushaf, terjemahan dan asbabun nuzul (sebab turunnya suatu ayat). Kemudian siswa dapat menanyakan kepada guru apa yang tidak difahami dari 3 hal pertama diatas. Guru dapat meminta siswa merancang kemungkinan atau hipotesis dari puing-puing jawaban yang berasal dari pertanyaan tersebut. Guru dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada peran fasilitator, sehingga guru menjembatani setiap pemikiran yang diperoleh siswa untuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Setelah itu, guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan di depan kelas apa saja pengetahuan baru yang diperoleh dari surah al Kafirun. Selanjutnya tugas guru adalah mengolah bagaimana pengetahuan tersebut dapat melekatkan nilai-nilai kebajikan dalam diri siswa melalui penjelasan lisan maupun pencontohan keteladanan. Karena surah al Kafirun ini sarat akan nilai toleransi dan simpatik maka siswa akan mudah menerapkan nilai toleransi dan simpatik kepada orang lain yang berkeyakinan sama maupun berbeda serta tidak mudah menyalahkan pendapat yang berbeda dari pendapat yang dimilikinya.

5.      Buatlah pertanyaan saudara sendiri yang bersifat analisis kritis tentang implementasi desain pembelajaran PAI masa covid-19 yang menekan pada nilai-nilai multikultural dan moderasi dalam beragama, lalu berikan jawaban dengan gamblang berdasarkan referensi yang mendukung!

1)      Bagaimana peran guru PAI dalam mengajarkan nilai-nilai multikultural dan moderasi dalam beragama selama pembelajaran daring masa pandemi covid-19?

Jawab: Peran guru dapat mendorong siswa untuk berempati dengan menekankan pada kesetaraan dan toleransi bahwa tiada beda antara satu siswa dengan siswa lainnya bagaimanapun latar belakang yang melatarbelakangi siswa-siswa tersebut. Dengan kata lain, seorang guru juga harus menerapkan nilai inklusif  dan terbuka.[2] Selama pembelajaran daring, seorang guru dapat menjelaskan kepada siswanya melalui video zoom/google meet bahwa perbedaan yang melekat dalam diri manusia tidak seharusnya menjadi penghalang untuk bersatu dan bekerjasama. Apabila pelajaran daring menggunakan aplikasi Grup WhatsApp maka guru dapat memberikan materi berupa Powerpoint yang didalamnya menjelaskan materi secara jelas namun tersirat nilai-nilai penerimaan multikultural dan moderasi dalam beragama. Selain itu, guru dapat menghimbau kepada siswa agar tidak mudah mengejek teman-temannya yang tidak punya data paketan untuk kelas online dengan latar belakang pekerjaan orang tua karena hal semacam ini sering terjadi selama pembelajaran daring.

 

 



[1] Aplikasi KKG Provinsi Jawa Timur, Silabus PAI SD kelas 6 semester genap.

[2] Ulfa Masamah dan Muhammad Zamhari, “Peran Guru dalan Membangun Pendidikan Berkesadaran Multikultural di Indonesia”, Quality, Vol. 4, No, 2, 2016, hlm. 286-297.

Komentar